Home » Artikel » Mengenal Simbol Bahaya di Laboratorium: Apa yang Perlu Anda Ketahui untuk Keamanan Kerja

Mengenal Simbol Bahaya di Laboratorium: Apa yang Perlu Anda Ketahui untuk Keamanan Kerja

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol Bahaya di Laboratorium – di lingkungan laboratorium, terutama yang berurusan dengan bahan kimia dan alat berbahaya, simbol-simbol bahaya memainkan peran penting dalam menjaga keselamatan. Simbol ini memberikan peringatan visual yang jelas tentang potensi risiko yang mungkin dihadapi oleh para pengguna laboratorium.

Dengan memahami arti dari setiap simbol bahaya, Anda dapat menghindari kecelakaan yang berpotensi fatal serta menjaga kesehatan dan keamanan semua orang yang terlibat.

Artikel ini akan membahas lebih dari 10 simbol bahaya yang paling umum ditemui di laboratorium dan apa yang perlu Anda ketahui untuk menjaga keamanan kerja.

Simbol Bahaya di Laboratorium

Dalam lingkungan laboratorium, terdapat berbagai simbol yang menandakan jenis bahaya berbeda. Simbol-simbol ini diatur oleh standar internasional seperti GHS (Globally Harmonized System), yang menyediakan simbol-simbol umum untuk mengidentifikasi zat dan risiko yang terkait.

Simbol Bahaya untuk Zat Kimia Berbahaya

1. Simbol Racun (Toxic)

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol racun ditandai dengan tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan bahwa zat tersebut sangat beracun, baik jika terhirup, tertelan, atau bersentuhan dengan kulit. Zat-zat ini dapat menyebabkan kematian atau cedera serius dalam waktu singkat jika tidak ditangani dengan benar.

Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker, dan ventilasi yang baik sangat dianjurkan saat bekerja dengan zat beracun.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang sering menggunakan simbol ini:

  1. Cyanide (Sianida): Sianida adalah zat kimia yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian jika terhirup atau tertelan. Sianida sering digunakan dalam industri dan proses kimia tetapi sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar.
  2. Arsenic (Arsen): Arsen adalah elemen yang beracun dan dapat menyebabkan keracunan serius, termasuk gangguan pada sistem pencernaan, sistem saraf, dan bahkan kematian. Arsen sering ditemukan dalam pestisida dan beberapa bahan industri.
  3. Mercury (Merkuri): Merkuri adalah logam berat yang sangat berbahaya jika terpapar secara langsung atau terhirup uapnya. Paparan merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, ginjal, dan berbagai organ lainnya.
  4. Lead (Plumbum): Timbal adalah logam berat yang dapat menimbulkan masalah kesehatan serius jika terpapar dalam jumlah besar. Paparan timbal dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, ginjal, dan dapat memengaruhi perkembangan otak, terutama pada anak-anak.
  5. Chloroform (Klorofom): Klorofom adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut dan dalam beberapa proses industri. Terpapar klorofom dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan dapat mengakibatkan efek samping yang serius pada sistem saraf.
  6. Formaldehyde (Formalin): Formaldehyde adalah gas beracun yang digunakan sebagai bahan pengawet dan dalam proses industri. Paparan formaldehyde dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan serta meningkatkan risiko kanker.
  7. Pesticides (Pestisida): Banyak pestisida mengandung bahan kimia yang sangat beracun. Terpapar pestisida dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi ringan hingga keracunan berat dan kematian.

Semua bahan kimia ini memerlukan penanganan yang hati-hati, penggunaan alat pelindung diri, dan prosedur keselamatan yang ketat untuk mencegah paparan dan mengurangi risiko kesehatan.

2. Simbol Korosif (Corrosive)

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol ini ditandai dengan gambar tangan atau permukaan yang terkorosi. Zat korosif dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan hidup dan benda mati, seperti kulit, logam, dan material lainnya.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang sering menggunakan simbol ini:

  1. Sulfuric Acid (Asam Sulfat): Asam sulfat adalah asam kuat yang sangat korosif terhadap kulit, mata, dan jaringan lainnya. Ini juga dapat merusak logam dan bahan lain. Asam sulfat sering digunakan dalam industri dan laboratorium.
  2. Hydrochloric Acid (Asam Klorida): Asam klorida adalah asam kuat yang juga korosif dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan tubuh serta logam. Ini sering digunakan dalam berbagai proses industri dan laboratorium.
  3. Nitric Acid (Asam Nitrat): Asam nitrat adalah asam kuat yang korosif dan dapat menyebabkan luka bakar kimia pada kulit dan mata. Ini digunakan dalam produksi bahan kimia dan industri.
  4. Sodium Hydroxide (Natrium Hidroksida): Juga dikenal sebagai soda kaustik, natrium hidroksida adalah basa kuat yang sangat korosif. Ini dapat menyebabkan luka bakar serius pada kulit dan jaringan tubuh, serta merusak material lain.
  5. Potassium Hydroxide (Kalium Hidroksida): Kalium hidroksida adalah basa kuat yang mirip dengan natrium hidroksida dalam hal sifat korosifnya. Ini sering digunakan dalam industri dan laboratorium.
  6. Hydrofluoric Acid (Asam Fluorida): Asam fluorida adalah asam korosif yang sangat berbahaya, terutama karena kemampuannya untuk merusak jaringan tubuh dan menyebabkan kerusakan pada tulang. Ini digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan laboratorium.
  7. Phosgene (Fosgen): Fosgen adalah gas yang sangat korosif dan berbahaya. Terpapar fosgen dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran pernapasan dan jaringan tubuh lainnya.
  8. Oxalic Acid (Asam Oksalat): Asam oksalat adalah zat kimia korosif yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata serta kerusakan pada jaringan tubuh.

Penanganan bahan kimia korosif memerlukan kehati-hatian khusus, termasuk penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, pelindung mata, dan pakaian pelindung, serta prosedur penyimpanan dan pembuangan yang tepat untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan.

Simbol Bahaya Fisik

3. Simbol Mudah Terbakar (Flammable) 

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol api menunjukkan bahwa zat ini mudah terbakar. Bahan kimia atau gas yang mudah terbakar dapat menyala dengan cepat saat terkena panas, api terbuka, atau bahkan percikan listrik. Penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar harus dilakukan di lingkungan yang berventilasi baik dan jauh dari sumber panas.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang sering menggunakan simbol ini:

  1. Acetone (Aseton): Aseton adalah pelarut organik yang sangat mudah terbakar dan sering digunakan dalam industri dan laboratorium. Aseton dapat menyala pada suhu rendah dan mudah menguap.
  2. Ethanol (Etanol): Etanol, atau alkohol etil, adalah cairan yang mudah terbakar dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan bakar dan pelarut.
  3. Methanol (Metanol): Metanol adalah alkohol yang sangat mudah terbakar dan beracun. Ini sering digunakan dalam industri sebagai pelarut dan bahan baku.
  4. Gasoline (Bensin): Bensin adalah bahan bakar cair yang sangat mudah terbakar. Ini digunakan dalam kendaraan bermotor dan alat-alat lainnya.
  5. Propane (Propana): Propana adalah gas yang mudah terbakar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanas, kompor, dan peralatan lainnya.
  6. Butane (Butana): Butana adalah gas yang mudah terbakar dan sering digunakan dalam campuran bahan bakar dan produk-produk lain, termasuk korek api dan kompor portabel.
  7. Toluene (Toluena): Toluene adalah pelarut organik yang mudah terbakar dan digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk sebagai pelarut cat dan pembersih.
  8. Hexane (Heksana): Heksana adalah pelarut yang sangat mudah terbakar dan sering digunakan dalam industri sebagai pelarut ekstraksi dan pembersih.
  9. Diethyl Ether (Eter Dietil): Eter dietil adalah pelarut organik yang sangat mudah terbakar dan mudah menguap. Ini digunakan dalam berbagai aplikasi laboratorium dan industri.
  10. Xylene (Xilena): Xilena adalah pelarut organik yang mudah terbakar dan digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk sebagai pelarut cat dan pembersih.

Penanganan bahan kimia yang mudah terbakar memerlukan perhatian khusus terhadap kondisi penyimpanan, ventilasi, dan perlindungan terhadap sumber api dan panas. Selalu pastikan untuk mengikuti pedoman keselamatan dan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

4. Simbol Oksidator (Oxidizing)  

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol ini ditandai dengan lingkaran yang dikelilingi oleh api. Zat oksidator tidak mudah terbakar sendiri, tetapi dapat mempercepat atau memicu kebakaran ketika kontak dengan bahan yang mudah terbakar. Penyimpanan zat oksidator harus terpisah dari bahan yang mudah terbakar untuk mencegah kecelakaan.

Simbol Oksidator (Oxidizing) menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut dapat menyebabkan atau mempercepat pembakaran bahan lain dengan menyediakan oksigen. Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang sering menggunakan simbol ini:

  1. Hydrogen Peroxide (Hidrogen Peroksida): Hidrogen peroksida adalah agen oksidasi kuat yang digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sebagai desinfektan dan pemutih. Pada konsentrasi tinggi, ia dapat mempercepat pembakaran dan menyebabkan reaksi eksotermik.
  2. Nitric Acid (Asam Nitrat): Asam nitrat adalah asam kuat yang juga berfungsi sebagai oksidator. Ini digunakan dalam industri kimia dan dapat menyebabkan pembakaran bahan organik.
  3. Potassium Permanganate (Kalium Permanganat): Kalium permanganat adalah senyawa oksidator yang digunakan dalam pengolahan air, desinfeksi, dan dalam beberapa reaksi kimia sebagai oksidator.
  4. Chlorine Gas (Gas Klorin): Klorin adalah gas yang sangat reaktif dan berfungsi sebagai oksidator kuat. Ini digunakan dalam proses pemutihan dan desinfeksi.
  5. Ozone (Ozon): Ozon adalah bentuk triatomik oksigen yang sangat reaktif dan berfungsi sebagai oksidator. Ini digunakan dalam pemurnian air dan pengolahan udara.
  6. Barium Peroxide (Barium Peroksida): Barium peroksida adalah senyawa yang memiliki sifat oksidator dan digunakan dalam beberapa aplikasi industri.
  7. Sodium Chlorate (Natrium Klorat): Natrium klorat adalah agen oksidasi yang digunakan dalam pemutihan kertas dan sebagai bahan baku dalam produksi klorin dioksida.
  8. Calcium Hypochlorite (Kalsium Hipoklorit): Kalsium hipoklorit adalah bahan kimia yang digunakan dalam pembersihan dan disinfeksi. Ini juga berfungsi sebagai oksidator.
  9. Ammonium Nitrate (Amonium Nitrat): Amonium nitrat adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pupuk dan juga sebagai bahan peledak. Ini berfungsi sebagai oksidator dalam proses pembakaran.
  10. Sodium Peroxide (Natrium Peroksida): Natrium peroksida adalah senyawa yang berfungsi sebagai oksidator dan digunakan dalam beberapa proses kimia industri.

Penanganan bahan kimia oksidator memerlukan perhatian khusus karena kemampuannya untuk mempercepat pembakaran dan meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan. Pastikan untuk mengikuti pedoman keselamatan yang ketat, termasuk penyimpanan yang benar dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai.

Simbol Bahaya Gas

5. Simbol Gas Bertekanan (Gas Under Pressure)  

chemical hazard symbols

Gambar silinder gas menunjukkan bahwa zat tersebut disimpan di bawah tekanan tinggi. Bahaya utama dari gas bertekanan adalah ledakan jika wadahnya rusak atau bocor. Penyimpanan silinder gas harus dilakukan dengan posisi tegak dan jauh dari panas atau api terbuka.

Contoh bahan kimia dengan gas bertekanan:

  1. Oksigen Terkompresi (Compressed Oxygen): Gas oksigen yang disimpan dalam silinder pada tekanan tinggi. Dapat mempercepat pembakaran dan menimbulkan risiko kebakaran.
  2. Nitrogen Cair (Liquid Nitrogen): Gas nitrogen yang didinginkan hingga menjadi cair, biasanya disimpan dalam wadah bertekanan. Dapat menyebabkan luka bakar dingin atau ledakan jika terjadi penguapan mendadak.
  3. Gas Hidrogen (Compressed Hydrogen): Digunakan dalam banyak aplikasi industri. Gas ini sangat mudah terbakar dan disimpan pada tekanan tinggi, yang meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan.
  4. Gas Argon (Compressed Argon): Digunakan sebagai gas pelindung dalam pengelasan. Disimpan dalam silinder bertekanan tinggi dan bisa menyebabkan asfiksia di ruang terbatas jika terjadi kebocoran.
  5. Karbondioksida Cair (Liquid CO2): Digunakan dalam pemadam kebakaran atau aplikasi industri lainnya. Jika dilepaskan secara tiba-tiba, gas ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang berbahaya atau kerusakan fisik pada wadahnya.
  6. Propana (Compressed Propane): Umumnya digunakan untuk memasak dan pemanas. Karena mudah terbakar, jika silindernya bocor atau rusak, bisa menyebabkan ledakan.
  7. Asetilena (Acetylene): Gas yang digunakan dalam pengelasan dan pemotongan logam. Sangat mudah terbakar dan bertekanan tinggi.

Wadah yang menyimpan gas bertekanan memerlukan perawatan dan penanganan yang sangat hati-hati untuk menghindari kecelakaan seperti ledakan atau kebocoran.

6. Simbol Gas Berbahaya (Harmful Gases)  

Simbol ini sering kali berupa awan beracun dan menandakan adanya gas berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi, keracunan, atau bahkan kematian. Gas berbahaya harus ditangani di ruang yang berventilasi baik dan dengan menggunakan alat pelindung pernapasan.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang sering dikaitkan dengan simbol gas berbahaya:

  1. Chlorine Gas (Gas Klorin): Klorin adalah gas yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit. Paparan jangka panjang atau konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah.
  2. Ammonia (Amonia): Amonia adalah gas yang sangat iritatif dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Paparan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran pernapasan.
  3. Hydrogen Sulfide (Hidrogen Sulfida): Hidrogen sulfida adalah gas beracun yang dapat menyebabkan iritasi, kerusakan saluran pernapasan, dan bahkan kematian jika terpapar dalam konsentrasi tinggi.
  4. Phosgene (Fosgen): Fosgen adalah gas berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada saluran pernapasan dan dapat berakibat fatal jika terpapar dalam jumlah besar.
  5. Carbon Monoxide (Karbon Monoksida): Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dapat mengganggu pengikatan oksigen dalam darah, menyebabkan keracunan dan kematian jika terpapar dalam konsentrasi tinggi.
  6. Hydrogen Cyanide (Hidrogen Sianida): Hidrogen sianida adalah gas yang sangat beracun dan dapat menyebabkan keracunan serius, termasuk kerusakan pada sistem saraf dan kematian.
  7. Sulfur Dioxide (Dioxida Sulfur): Sulfur dioksida adalah gas yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan dapat memperburuk kondisi pernapasan kronis seperti asma.
  8. Formaldehyde (Formalin): Formaldehyde adalah gas berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan serta memiliki efek karsinogenik.
  9. Ozone (Ozon): Ozon dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan masalah kesehatan lainnya jika terpapar dalam waktu lama.
  10. Nitrogen Dioxide (Nitrogen Dioksida): Nitrogen dioksida adalah gas berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan.

Untuk menangani bahan kimia yang mengeluarkan gas berbahaya, sangat penting untuk bekerja di area yang berventilasi baik dan menggunakan alat pelindung pernapasan yang sesuai untuk mengurangi risiko kesehatan.

Simbol Bahaya Kesehatan

7. Simbol Bahaya Kesehatan Serius (Serious Health Hazard) 

chemical hazard symbols

Simbol ini menunjukkan risiko kesehatan serius yang dapat menyebabkan penyakit jangka panjang seperti kanker, kerusakan organ, atau gangguan reproduksi. Penanganan zat-zat ini memerlukan perawatan ekstra, termasuk penggunaan APD dan pemantauan ketat untuk meminimalkan paparan.

Contoh bahan kimia dengan simbol bahaya kesehatan serius:

  1. Benzene: Zat kimia yang sering digunakan dalam industri, seperti dalam pembuatan plastik, karet, dan pelarut. Benzene diketahui bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan leukemia serta kerusakan sumsum tulang.
  2. Asbestos (Asbes): Bahan yang dulu digunakan sebagai bahan isolasi dan tahan panas. Paparan asbes jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru-paru, mesothelioma, dan penyakit paru-paru lainnya.
  3. Formaldehyde: Gas yang digunakan dalam proses pengawetan atau produksi bahan kimia. Dapat menyebabkan iritasi, efek karsinogenik, dan masalah pernapasan jika terpapar dalam waktu lama.
  4. Vinyl Chloride: Gas beracun yang digunakan dalam produksi plastik PVC. Dikenal sebagai karsinogen yang dapat menyebabkan kanker hati.
  5. Cadmium: Logam berat yang sering ditemukan dalam baterai atau pelapis logam. Paparan cadmium dapat menyebabkan kerusakan ginjal, penyakit paru-paru, dan bersifat karsinogenik.
  6. Lead (Timbal): Ditemukan dalam cat, baterai, dan produk lain. Paparan timbal dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, otak, dan organ reproduksi.
  7. Mercury (Merkuri): Logam berat yang ditemukan dalam beberapa produk elektronik dan lampu. Paparan merkuri dapat merusak otak, ginjal, dan sistem saraf.

Simbol ini memerlukan perhatian khusus dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat untuk meminimalkan risiko paparan terhadap bahan berbahaya tersebut.

Tingkatkan Keselamatan di Laboratorium Anda!

Daftar sekarang untuk pelatihan Implementasi K3 dan pastikan Anda dan tim Anda memahami cara menangani setiap simbol bahaya dengan aman dan efektif.

8. Simbol Iritasi atau Sensitisasi (Harmful/Irritant)  

chemical hazard symbols

 Simbol ini berupa tanda seru dan menunjukkan bahwa zat tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, atau saluran pernapasan. Meskipun dampaknya mungkin tidak langsung mematikan, paparan jangka panjang atau berulang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Contoh bahan kimia dengan simbol iritasi atau sensitisasi:

  1. Amonia (Ammonia): Bahan kimia yang biasa ditemukan dalam produk pembersih rumah tangga. Amonia dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.
  2. Asam Asetat (Acetic Acid): Digunakan dalam industri kimia dan sebagai komponen cuka. Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan jika terpapar dalam jumlah besar.
  3. Natrium Hidroksida (Sodium Hydroxide): Biasa ditemukan dalam produk pembersih saluran dan bahan-bahan kimia lainnya. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, serta sensitisasi pada saluran pernapasan.
  4. Ethanol (Etanol): Sering ditemukan dalam produk antiseptik, pembersih, dan minuman beralkohol. Paparan berlebih dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
  5. Isopropanol (Isopropyl Alcohol): Digunakan sebagai pelarut dan dalam produk pembersih. Paparan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
  6. Lateks (Latex): Banyak digunakan dalam produk-produk karet seperti sarung tangan. Beberapa orang mengalami sensitisasi terhadap lateks, yang dapat memicu reaksi alergi.
  7. Chloroform (Klorofom): Digunakan sebagai pelarut di laboratorium. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata serta memiliki potensi sensitisasi pada sistem pernapasan.
  8. Acetone (Aseton): Sering digunakan sebagai pelarut dalam industri dan produk pembersih kuku. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata jika terpapar.
  9. Hydrogen Peroxide (Hidrogen Peroksida): Ditemukan dalam produk pemutih dan disinfektan. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.
  10. Parfum Sintetis: Banyak ditemukan dalam produk kosmetik dan pembersih. Beberapa bahan kimia dalam parfum dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau saluran pernapasan, terutama bagi mereka yang sensitif.

Simbol ini menandakan pentingnya penggunaan APD seperti sarung tangan dan masker saat menangani bahan-bahan ini untuk menghindari efek iritasi atau sensitisasi.

Simbol Bahaya Lingkungan

9. Simbol Bahaya Lingkungan (Environmental Hazard)  

chemical hazard symbols

 Simbol ini menggambarkan pohon mati dan ikan yang mengapung di air, menandakan bahwa zat tersebut berbahaya bagi lingkungan, terutama organisme air. Pembuangan zat dengan simbol ini harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Contoh bahan kimia dengan simbol bahaya lingkungan:

  1. Merkuri (Mercury): Bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari air dan tanah, serta terakumulasi di rantai makanan. Sangat beracun bagi organisme air.
  2. Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT): Pestisida yang kini dilarang di banyak negara karena dampaknya terhadap lingkungan, terutama merusak populasi burung dan organisme air.
  3. Cadmium: Logam berat yang ditemukan dalam baterai dan beberapa produk elektronik. Sangat beracun bagi organisme air dan dapat terakumulasi di rantai makanan.
  4. Asbestos (Asbes): Material yang digunakan dalam konstruksi, yang dapat mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar. Sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
  5. Petroleum Hydrocarbons (Hidrokarbon Minyak): Ditemukan dalam produk minyak bumi seperti bensin dan solar. Tumpahan minyak dapat menyebabkan kerusakan besar pada kehidupan laut dan ekosistem pantai.
  6. Lead (Timbal): Bahan kimia yang digunakan dalam baterai dan cat lama. Timbal dapat mencemari tanah dan air serta berbahaya bagi hewan dan tumbuhan.
  7. Polychlorinated Biphenyls (PCB): Bahan kimia industri yang sangat berbahaya dan dapat mencemari air dan tanah, mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada lingkungan.
  8. Trichloroethylene (TCE): Pelarut yang sering digunakan dalam industri. Dapat mencemari air tanah dan sangat beracun bagi organisme akuatik.
  9. Hexachlorobenzene (HCB): Senyawa kimia yang pernah digunakan sebagai fungisida. Dapat mencemari tanah dan air serta berbahaya bagi hewan dan tumbuhan.
  10. Zinc Oxide (Seng Oksida): Ditemukan dalam beberapa produk kosmetik dan tabir surya. Dalam jumlah berlebih, dapat mencemari perairan dan berbahaya bagi organisme air.

Penggunaan dan pembuangan bahan kimia dengan simbol ini harus diatur dengan ketat untuk mencegah kerusakan pada ekosistem dan menghindari pencemaran jangka panjang.

Simbol Eksplosif (Explosive)

10. Simbol Eksplosif (Explosive)  

chemical hazard symbols

Simbol ini menandakan bahwa zat tersebut bersifat eksplosif dan dapat meledak jika terkena panas, tekanan, atau gesekan. Zat eksplosif harus disimpan dan ditangani dengan hati-hati, di area yang terkendali dan jauh dari sumber panas.

Contoh Bahan Kimia Eksplosif:

  1. Trinitrotoluene (TNT): Bahan peledak yang umum digunakan dalam industri dan militer.
  2. Nitrogliserin: Zat yang sangat mudah meledak, sering digunakan dalam dinamit.
  3. Amonium Nitrat: Digunakan sebagai pupuk tetapi juga dapat menyebabkan ledakan ketika bercampur dengan bahan lain.
  4. Asam Pikrat: Bahan peledak sensitif terhadap gesekan dan benturan.
  5. Peroksida Organik: Banyak digunakan dalam proses industri, tetapi sangat reaktif dan dapat meledak di bawah kondisi tertentu.

Bahan-bahan ini memerlukan penanganan yang sangat hati-hati, sesuai dengan standar keselamatan kerja di laboratorium atau tempat lain di mana zat-zat eksplosif ini digunakan.

Baca juga: OPRP Adalah Strategi Efektif Mengendalikan Bahaya di Setiap Tahap Produksi Makanan

Simbol Radioaktif

11. Simbol Radioaktif (Radioactive)  

![Simbol Radioaktif](image-placeholder)  

Simbol radioaktif berupa tiga bilah kipas yang menyebar dari pusat dan menunjukkan adanya radiasi berbahaya. Zat yang memancarkan radiasi dapat merusak sel-sel hidup dan menyebabkan mutasi atau kanker. Penanganan material radioaktif memerlukan pelatihan khusus dan perlindungan yang ketat.

Simbol Bahaya Biologis (Biohazard)

12. Simbol Bahaya Biologis (Biohazard)  

![Simbol Bahaya Biologis](image-placeholder)  

Simbol ini menandakan adanya organisme berbahaya seperti virus, bakteri, atau patogen lainnya. Simbol ini sering ditemui di laboratorium biologi atau rumah sakit. Penanganan bahan dengan simbol biohazard memerlukan penggunaan sarung tangan, masker, dan prosedur dekontaminasi yang tepat.

Simbol Lain yang Perlu Diperhatikan

13. Simbol Bahaya Laser  

![Simbol Bahaya Laser](image-placeholder)  

Simbol ini menandakan bahaya dari sinar laser yang bisa menyebabkan kerusakan mata atau kulit. Penggunaan laser di laboratorium harus diikuti dengan prosedur keselamatan yang ketat, termasuk penggunaan pelindung mata khusus.

14. Simbol Listrik Berbahaya  

![Simbol Listrik Berbahaya](image-placeholder)  

Simbol petir ini menandakan adanya risiko sengatan listrik dari peralatan laboratorium. Pastikan semua peralatan listrik digunakan sesuai dengan panduan dan dilakukan perawatan rutin untuk mencegah kecelakaan.

Kesimpulan

Memahami simbol bahaya di laboratorium adalah langkah pertama untuk memastikan keselamatan kerja. Simbol-simbol ini membantu para pengguna laboratorium dalam mengidentifikasi dan menangani zat atau peralatan berbahaya dengan tepat.

Mengabaikan simbol-simbol ini dapat menyebabkan cedera serius atau kerusakan permanen. Selalu patuhi protokol keselamatan dan pastikan lingkungan kerja aman bagi semua orang.

Laboratorium merupakan tempat yang penuh dengan potensi risiko. Oleh karena itu, memahami dan mengenali simbol-simbol bahaya adalah kunci untuk menjaga keamanan diri sendiri dan orang lain yang bekerja di sekitarnya.

Setiap simbol bahaya memiliki tujuan yang sangat jelas: melindungi kita dari ancaman yang mungkin tidak terlihat tetapi sangat berbahaya jika diabaikan.

Dengan mengikuti pedoman yang ada, menggunakan peralatan pelindung diri yang sesuai, dan tetap waspada terhadap simbol-simbol bahaya yang ada, kita dapat meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera di lingkungan kerja laboratorium.

Download PDF Panduan lengkap sistem Globally Harmonized System (GHS) untuk klasifikasi dan pelabelan bahan kimia. Klik link dibawah

Simbol Bahaya di Laboratorium berdasarkan pedoman resmi dari badan regulasi GHS

Selain itu, pelatihan keselamatan kerja secara rutin sangat dianjurkan untuk memastikan bahwa semua pekerja laboratorium memahami dan mampu merespons potensi bahaya dengan cepat dan efektif. Simbol-simbol yang telah dijelaskan di artikel ini merupakan bagian penting dari sistem peringatan yang dirancang untuk membantu kita bekerja dengan aman.

Pastikan bahwa lingkungan laboratorium Anda selalu dilengkapi dengan label dan simbol bahaya yang sesuai serta pemahaman yang mendalam tentang cara menanganinya.

Dengan demikian, keselamatan di laboratorium dapat terjaga, dan potensi kecelakaan atau paparan terhadap zat-zat berbahaya dapat diminimalkan secara signifikan. Keamanan harus selalu menjadi prioritas utama di setiap lingkungan laboratorium.

Keamanan Laboratorium Dimulai dari Pengetahuan yang Tepat.

Daftarkan diri Anda dalam pelatihan Implementasi K3 dan pelajari cara mengidentifikasi dan menangani simbol bahaya dengan benar.

Share This Post

Berita Terkait