Training Laboratorium – Salah satu aspek paling krusial dalam sistem instalasi listrik adalah grounding. Jika sistem pembumian tidak optimal, bukan hanya perangkat elektronik yang berisiko rusak—keselamatan pengguna pun bisa terancam. Maka dari itu, cara mengukur grounding dengan earth tester harus dilakukan secara benar dan hati-hati.
Sayangnya, masih banyak teknisi yang melakukan pengukuran grounding tanpa prosedur yang tepat. Akibatnya, hasil pengukuran menjadi tidak valid atau bahkan membahayakan.
Artikel ini akan membahas cara menggunakan grounding tester (earth tester) secara praktis dan mendalam, sekaligus membongkar kesalahan umum yang harus kamu hindari.
Apa Itu Earth Tester dan Kenapa Penting?
Earth tester adalah alat ukur khusus yang digunakan untuk mengetahui nilai resistansi tanah atau tahanan pembumian. Nilai ini menjadi indikator seberapa efektif sistem grounding dalam melepas arus ke bumi.
Semakin rendah nilai tahanan tanah, semakin baik sistem grounding bekerja. Oleh karena itu, pengukuran dengan earth tester sangat penting dilakukan secara berkala, terutama pada instalasi industri, rumah sakit, atau gedung perkantoran.
Prinsip Kerja Earth Tester
Sebelum memahami cara mengukur grounding dengan earth tester, penting untuk tahu prinsip kerjanya.
Earth tester bekerja dengan menyuntikkan arus AC kecil ke dalam tanah melalui elektroda, kemudian mengukur beda potensial yang dihasilkan untuk menghitung resistansi. Alat ini biasanya memiliki tiga atau empat terminal: P (Potential), C (Current), E (Earth), dan ES (Screening) tergantung modelnya.
Alat dan Persiapan Sebelum Pengukuran
Peralatan yang Diperlukan:
- Earth tester (digital/manual)
- Dua buah elektroda bantu (stake)
- Kabel penghubung (warna berbeda untuk tiap terminal)
- Palu atau alat untuk menancapkan elektroda ke tanah
Persiapan Lokasi:
- Lakukan pengukuran saat tanah lembap untuk hasil lebih akurat.
- Hindari lokasi yang dekat dengan logam besar, kabel bawah tanah, atau sumber listrik lain.
- Pastikan kabel penghubung tidak bersilangan atau tergulung.
Baca juga: Teknik Pengukuran Grounding Menggunakan Megger: Mudah dan Terbukti Akurat
Cara Mengukur Grounding dengan Earth Tester
Berikut langkah-langkah sistematis untuk cara menggunakan grounding tester:
1. Pasang Elektroda
- Tancapkan elektroda arus (C) sejauh ±20 meter dari titik grounding.
- Tancapkan elektroda tegangan (P) di tengah-tengah, sejauh ±10 meter dari titik grounding.
2. Hubungkan Kabel
- Sambungkan terminal E (earth) ke grounding yang akan diuji.
- Terminal C (current) ke elektroda C.
- Terminal P (potential) ke elektroda P.
Pastikan koneksi kuat dan tidak longgar.
3. Nyalakan Alat dan Lakukan Pengukuran
- Hidupkan earth tester.
- Pilih mode pengukuran resistansi tanah (Ω).
- Catat nilai yang muncul di layar.
Jika hasil menunjukkan resistansi tanah di bawah 5 Ohm, berarti grounding masih dalam batas aman. Nilai ideal biasanya di bawah 1 Ohm, tergantung standar dan aplikasi.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
1. Jarak Elektroda Tidak Sesuai
Banyak teknisi menanam elektroda terlalu dekat atau terlalu jauh. Ini memengaruhi akurasi karena medan pengukuran tidak terdistribusi merata.
Tips: Gunakan jarak 5–10–15 meter atau 20–20–20 meter sesuai kapasitas alat dan area.
2. Tidak Mengukur pada Kondisi Tanah Ideal
Mengukur saat tanah terlalu kering akan memberikan hasil tahanan yang tinggi dan menyesatkan.
Solusi: Lakukan pengukuran saat tanah lembap, atau siram area elektroda sebelum mulai.
3. Kabel Bersilangan atau Tidak Rapi
Kabel yang menggulung atau bersilangan bisa menyebabkan interferensi dan fluktuasi pengukuran.
Tips: Rentangkan kabel sejajar tanah dan pastikan tidak saling bertumpuk.
4. Menggunakan Sumber Listrik Dekat
Pengaruh medan elektromagnetik dari kabel listrik bisa mengganggu hasil pengukuran.
Solusi: Pilih lokasi yang jauh dari jalur kabel tegangan tinggi atau trafo.
5. Tidak Menguji Konsistensi
Satu kali pengukuran saja belum tentu akurat. Beberapa teknisi malas melakukan pengukuran ulang dengan variasi jarak elektroda.
Saran: Lakukan pengukuran berulang dengan variasi jarak dan ambil nilai rata-rata.
Tips Tambahan Agar Pengukuran Lebih Akurat
- Gunakan alat yang sudah dikalibrasi dan disertifikasi.
- Hindari pengukuran saat hujan deras karena bisa menyebabkan short pada elektroda.
- Simpan dokumentasi hasil uji secara rapi untuk audit atau keperluan teknis ke depan.
Kapan Harus Melakukan Pengukuran Grounding?
- Rutin tiap tahun untuk instalasi listrik umum.
- Setelah hujan besar atau perubahan struktur tanah.
- Saat alat pelindung lonjakan (SPD) sering aktif.
- Setelah pemasangan baru sistem grounding.
Rekomendasi Pelatihan: Training Kalibrasi Kelistrikan yang Direkomendasikan bagi Teknisi dan Engineer
Menguasai cara mengukur grounding dengan earth tester bukan hanya soal mengikuti prosedur, tetapi juga soal menghindari kesalahan kecil yang bisa berdampak besar. Dengan teknik yang benar dan ketelitian tinggi, kamu bisa memastikan sistem grounding bekerja optimal untuk keselamatan dan efisiensi instalasi listrik.
Jangan lupa, cara menggunakan grounding tester yang benar harus disertai pemahaman kondisi lingkungan dan standar teknis yang berlaku.
Kalau kamu masih ragu atau ingin pelatihan lebih mendalam tentang pengujian sistem pembumian dan alat ukur lainnya, pastikan kamu memilih penyedia pelatihan yang kredibel dan berpengalaman.
Jika kamu tertarik memperdalam kemampuan teknis di laboratorium, pelajari juga teknik kalibrasi dan interpretasi data alat ukur bersama SPIN Sinergi, partner terbaik untuk pelatihan profesional laboratorium. Hubungi kami untuk pelatihan teknis berkualitas.
