Pelatihan ISO – Gas analyzer dipakai di banyak sektor—dari uji emisi kendaraan, keselamatan kerja di ruang terbatas, hingga pemantauan proses industri. Hasil yang akurat tidak cukup dengan menekan tombol dan menunggu angka muncul; ada tahapan penting seperti warm-up, auto-zero, purging, bump test, dan kalibrasi berkala. Di bawah ini saya rangkum cara menggunakan gas analyzer yang rapi, sistematis, dan siap dipakai di lapangan.
Memahami prinsip kerja gas analyzer
NDIR (Non-Dispersive Infrared)
Umum untuk CO₂, CO, dan hidrokarbon. Sumber inframerah melewati gas cell lalu diseleksi filter optik sebelum ditangkap detektor. Kelembapan dan kondensasi bisa mengganggu optik, jadi pengendalian air/embun di jalur sampel sangat penting.
Sensor elektro-kimia (Electrochemical)
Banyak dipakai untuk O₂, CO, H₂S, NOx, Cl₂, dan sejenisnya. Sensitif dan akurat, tetapi punya cross-sensitivity (gas lain dapat ikut terbaca). Karena itu, kenali karakter sensor dan gunakan tabel cross-interference dari pabrikan.
PID (Photoionization Detector)
Dipakai untuk VOC. Respons sangat cepat, cocok untuk pemantauan kebocoran atau penelusuran sumber. Jagalah kebersihan lamp PID dan pastikan span gas sesuai rentang kerja.
Paramagnetik (khusus O₂)
Stabil dan tidak bergantung pada komponen habis pakai, sehingga drift rendah. Cocok untuk pengukuran O₂ berkelanjutan pada kontrol proses.
Persiapan sebelum pengukuran
Pemeriksaan fisik dan keselamatan
- Cek selang/probe, filter, water trap, dan konektor dari kebocoran atau sumbatan.
- Pastikan sampling line tidak terlipat dan bahannya kompatibel dengan gas yang diukur.
- Gunakan APD: sarung tangan, kacamata, dan respirator bila diperlukan. Patuhi prosedur K3 di lokasi.
Baca juga: Cara Menggunakan Gas Detector: Frekuensi Kalibrasi & Kepatuhan K3
Warm-up dan auto-zero
Nyalakan alat dan tunggu waktu pemanasan sesuai panduan pabrik. Lakukan auto-zero di udara bersih untuk memastikan titik nol stabil. Zero yang baik adalah fondasi akurasi.
Purging jalur sampel
Alirkan udara/gas bersih untuk mengosongkan sisa gas sebelumnya. Langkah ini mempercepat respons, menurunkan carry-over, dan menstabilkan pembacaan.
Bump test harian
Sebelum dipakai, uji respons sensor dengan challenge gas. Tujuannya memastikan sensor dan alarm masih bekerja. Jika bump test gagal, lakukan kalibrasi segera sebelum melanjutkan pekerjaan.
Kalibrasi berkala
Lakukan zero & span sesuai jadwal pabrikan atau setelah kondisi ekstrem (misalnya paparan tinggi, suhu lembap, atau alat terjatuh). Pilih gas kalibrasi dengan konsentrasi mendekati rentang kerja aktual.
Cara menggunakan gas analyzer (langkah demi langkah)
A. Konfigurasi pengambilan sampel
- Tentukan titik sampling yang representatif: di dalam ruang terbatas, pada cerobong, tailpipe kendaraan, atau titik proses.
- Pasang probe dengan benar dan pastikan kerapatan sambungan agar tidak ada kebocoran.
- Atur laju alir sesuai rekomendasi alat; hindari tekanan berlebih yang dapat mengubah pembacaan.
B. Menjalankan pengukuran
- Pastikan warm-up, zero, purging, dan bump test sudah beres.
- Mulai pengukuran dengan menekan MEAS/ENTER (atau setara). Biarkan pembacaan mencapai kondisi stabil sebelum dicatat; banyak alat menampilkan indikator stabilitas atau waktu respons T90.
- Catat data dengan data logging, Hold/Print, atau pencatatan manual disertai keterangan lokasi, waktu, dan konfigurasi.
C. Verifikasi hasil dan dokumentasi
- Evaluasi tren (naik/turun) dan spike mendadak yang bisa menandakan gangguan atau carry-over.
- Bandingkan terhadap batas K3 atau standar emisi yang berlaku di lokasi kerja.
- Dokumentasikan kondisi lingkungan (suhu/kelembapan), pengaturan laju alir, dan status kalibrasi agar traceability terjaga.
Catatan khusus: uji emisi kendaraan (tailpipe)
Jika kamu menggunakan gas analyzer untuk uji emisi kendaraan, alurnya biasanya seperti ini:
- Hubungkan probe ke INLET gas buang.
- Pastikan sumber daya cukup dan alat sudah warm-up.
- Nyalakan mesin dan stabilkan putaran sesuai prosedur (misalnya sekitar 2000 RPM jika diminta).
- Saat indikator siap, tekan MEAS/ENT dan tunggu angka stabil.
- Gunakan Hold/Print untuk menyimpan/cetak, masukkan identitas kendaraan bila tersedia.
- Setelah selesai, purge jalur dan jalankan jadwal kalibrasi berkala.
Kesalahan umum dan cara menghindarinya
Kelembapan/kondensasi pada NDIR
Air di jalur sampel atau gas cell dapat mengganggu optik dan menggeser pembacaan CO₂/CO. Gunakan water trap, heated line, atau pengering untuk menjaga titik embun tetap di luar sistem pengukuran.
Cross-sensitivity pada sensor elektro-kimia
Gas tertentu dapat “menipu” pembacaan (misalnya H₂ memengaruhi sensor CO). Kenali matriks gas di lokasi, gunakan sensor yang tepat, dan bila perlu konfirmasi dengan metode kedua.
Zero/span tidak sesuai kondisi lapangan
Kalibrasi yang terlalu jauh dari konsentrasi kerja akan menurunkan akurasi. Pilih span gas sedekat mungkin dengan rentang konsentrasi yang kamu hadapi di lapangan.
Melewatkan bump test
Alat bisa terlihat normal tetapi alarm macet atau sensor menurun sensitifitasnya. Jadikan bump test sebagai kebiasaan harian sebelum memulai pekerjaan.
Perawatan dan praktik K3 yang direkomendasikan
- Ikuti buku manual untuk interval penggantian filter, masa pakai sensor, dan pembaruan perangkat lunak.
- Rawat sensor sesuai tipenya: jaga lamp PID tetap bersih, pastikan optik NDIR kering, cek pump dan laju alir.
- Uji fungsi dalam konfigurasi nyata: jika jalur sampling panjang atau ada aksesori tambahan, lakukan bump test dengan rangkaian lengkap (alat + tubing + regulator).
- Kelola gas kalibrasi dengan aman: catat nomor silinder, tanggal kedaluwarsa, dan simpan regulator dengan benar.
- Lengkapi pencatatan: tanggal, teknisi, hasil bump test/kalibrasi, pengaturan alat, kondisi lingkungan, dan pengamatan di lapangan.
Rekomendasi Pelatihan: Training Kalibrasi Kelistrikan yang Direkomendasikan bagi Teknisi dan Engineer
Ringkasan praktis (checklist cepat)
- Sebelum ukur: warm-up → auto-zero → purging → bump test harian.
- Saat ukur: pilih titik sampling representatif, kontrol laju alir/tekanan, tunggu stabil, catat data lengkap.
- Sesudah ukur: simpan/cetak data, purge alat, agendakan kalibrasi berkala, dan rapikan log.
- Kondisi khusus: waspadai kelembapan (khusus NDIR), cross-sensitivity (elektro-kimia), dan selalu sesuaikan prosedur dengan manual pabrikan serta standar internal perusahaan.
Dengan mengikuti langkah di atas, cara menggunakan gas analyzer menjadi lebih aman, konsisten, dan akurat—baik untuk uji emisi kendaraan, pemantauan kualitas udara, maupun pengendalian proses di industri. Kebiasaan sederhana seperti bump test sebelum kerja dan kalibrasi berkala akan menjaga data tetap tepercaya sekaligus melindungi keselamatan tim di lapangan.
