Training Laboratorium – Pernahkah kamu melihat botol bahan kimia yang memiliki simbol api, tengkorak, atau tanda seru? Itu bukan sekadar gambar. Simbol-simbol tersebut disebut lambang hazard, dan fungsinya sangat penting untuk keselamatan kita saat bekerja, terutama di laboratorium atau industri.
Sayangnya, tidak semua orang memahami arti di balik simbol-simbol tersebut. Padahal, satu kesalahan kecil dalam menangani bahan berbahaya bisa berakibat fatal.
Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu lambang hazard, jenis-jenisnya, dan kenapa kamu wajib memahaminya.
Apa Itu Lambang Hazard?
Lambang hazard adalah simbol visual yang dirancang untuk memberikan informasi cepat mengenai bahaya dari suatu bahan atau zat. Tujuannya adalah agar siapa pun yang melihatnya langsung waspada dan tahu bagaimana cara menangani bahan tersebut dengan aman.
Lambang ini biasanya tertera pada label bahan kimia, kemasan, drum, atau dokumen keselamatan seperti SDS (Safety Data Sheet).
Secara internasional, sistem yang digunakan untuk standarisasi lambang hazard adalah GHS (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals). Sistem ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia, untuk menyatukan bahasa keselamatan kimia agar lebih mudah dipahami lintas industri dan negara.
Jenis-Jenis Lambang Hazard dan Maknanya
Berikut adalah sembilan lambang hazard GHS beserta arti dan contohnya:
1. Flame (Mudah Terbakar)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan tersebut sangat mudah terbakar jika terkena panas, percikan api, atau bahkan udara terbuka.
Contoh: alkohol, aseton, bensin.
2. Exploding Bomb (Mudah Meledak)
Menunjukkan bahan yang dapat meledak karena tekanan, gesekan, atau pemanasan. Harus ditangani dengan sangat hati-hati.
Contoh: dinamit, amonium nitrat, TNT.
3. Skull and Crossbones (Racun Akut)
Simbol ini memperingatkan bahwa bahan tersebut sangat beracun bahkan dalam jumlah kecil. Paparan bisa menyebabkan kematian.
Contoh: sianida, arsenik, beberapa pestisida.
4. Exclamation Mark (Iritasi dan Toksisitas Ringan)
Menandakan bahan yang bisa menyebabkan iritasi pada mata, kulit, atau sistem pernapasan. Bisa juga menunjukkan bahan dengan toksisitas jangka pendek.
Contoh: pembersih rumah tangga, asam asetat encer.
5. Corrosion (Korosif)
Bahan dengan simbol ini dapat menyebabkan luka bakar serius pada kulit dan kerusakan permanen pada mata. Juga bisa merusak logam.
Contoh: asam sulfat, natrium hidroksida.
Baca juga: Lambang Berbahaya di Laboratorium: Analisis Kecelakaan Tabung Reaksi di Laboratorium
6. Health Hazard (Bahaya Kronis)
Bahan ini tidak berbahaya dalam jangka pendek, tapi bisa menyebabkan penyakit serius dalam jangka panjang, seperti kanker atau gangguan organ.
Contoh: benzena, formalin, timbal.
7. Gas Cylinder (Gas Bertekanan)
Menunjukkan bahwa gas di dalam wadah berada dalam tekanan tinggi dan bisa meledak jika terkena panas atau rusak.
Contoh: oksigen medis, nitrogen cair, LPG.
8. Oxidizing (Pengoksidasi)
Simbol ini digunakan untuk bahan yang dapat memperparah kebakaran karena sifatnya yang mempercepat oksidasi.
Contoh: hidrogen peroksida, kalium permanganat.
9. Environment (Bahaya Lingkungan)
Menunjukkan bahwa bahan ini sangat berbahaya bagi organisme air atau lingkungan hidup lainnya, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Contoh: logam berat, pestisida tertentu.
Kenapa Lambang Hazard Wajib Diketahui?
Mengetahui arti lambang hazard bukan sekadar formalitas. Ini adalah langkah awal untuk mencegah kecelakaan, cedera, atau kerusakan lingkungan. Di dunia kerja, pemahaman terhadap simbol hazard adalah bagian dari kepatuhan terhadap regulasi nasional dan internasional seperti OSHA, PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3, dan standar ISO.
Selain itu, mengenali lambang hazard membantu kamu dalam:
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat.
- Menyimpan bahan berbahaya dengan benar.
- Menghindari pencampuran bahan yang bisa menimbulkan reaksi berbahaya.
- Menanggapi keadaan darurat dengan cepat dan tepat.
Contoh Penggunaan Lambang Hazard
Lambang-lambang ini bisa kamu temui dalam berbagai situasi, seperti:
- Label botol bahan kimia di laboratorium sekolah atau industri.
- Kemasan besar (drum atau tangki) di pabrik.
- Lembar data keselamatan bahan (SDS).
- Area penyimpanan atau transportasi bahan berbahaya.
Dengan melihat simbol tersebut, kamu bisa langsung tahu apa bahaya utama dari bahan tersebut dan bagaimana seharusnya memperlakukannya.
Kesalahan Umum Saat Mengabaikan Lambang Hazard
Sayangnya, masih banyak orang yang mengabaikan atau bahkan tidak tahu arti lambang-lambang ini. Akibatnya bisa fatal, mulai dari luka bakar, keracunan, hingga kebakaran besar. Beberapa kesalahan umum termasuk:
- Menggunakan bahan tanpa membaca labelnya.
- Tidak mengenakan APD seperti sarung tangan atau masker.
- Menyimpan bahan mudah terbakar dekat dengan sumber panas.
- Membuang limbah bahan berbahaya ke saluran umum tanpa pengolahan.
Tips Mengenali dan Menanggapi Lambang Hazard
Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk lebih aman:
- Baca label dan simbol sebelum menggunakan bahan apa pun.
- Kenakan APD sesuai dengan jenis bahaya (misalnya kacamata pelindung, masker, sarung tangan).
- Ikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan di tempat kerja.
- Ikut pelatihan tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara berkala.
- Simpan dan buang bahan berbahaya sesuai petunjuk yang berlaku.
Rekomendasi Pelatihan: Training Teknik Penyusunan MSDS Material Safety Data Sheet
Lambang hazard bukan hanya gambar. Ia adalah peringatan serius yang bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah bencana. Dengan memahami dan memperhatikan setiap simbol yang ada, kita bisa menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang lebih aman.
Sudahkah kamu mengenali semua lambang hazard di lingkungan kerjamu? Jangan tunggu sampai terjadi kecelakaan. Mulailah peduli terhadap keselamatan dari hal yang paling sederhana: memahami arti sebuah simbol.
Banyak kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya bisa dicegah sejak awal—asal informasi bahayanya jelas dan mudah dipahami. Sayangnya, masih banyak MSDS (Material Safety Data Sheet) yang disusun seadanya, terlalu teknis, atau bahkan tidak relevan dengan kondisi lapangan.
Kalau kamu merasa hal ini juga terjadi di tempat kerjamu, mungkin ini saatnya memperkuat pemahaman tim lewat pelatihan yang tepat. Di SPIN Sinergi, kami menyelenggarakan pelatihan teknik penyusunan MSDS yang tidak hanya teoritis, tapi juga aplikatif dan sesuai kebutuhan industri.
Ingin tahu lebih lanjut? Silakan kunjungi halaman ini atau langsung daftar untuk sesi terdekat. Karena MSDS yang baik bukan sekadar dokumen—tapi alat perlindungan nyata untuk semua yang bekerja di lapangan.